Tahukah kamu, seringkali industri kecantikan menggunakan banyak kata dan janji untuk
mengiming-imingi calon pembeli. Hal-hal yang dijanjikan secara berlebihan oleh produk
skincare seringkali membuat kamu harus menghabiskan uang lebih banyak untuk belanja
skincare.
Ketidaktahuan kita terhadap kebenaran klaim tersebut bahkan dapat membuat kulit
mengalami efek negative dalam jangka waktu panjang.
Dilansir dari Harpersbazaar, berikut adalah klaim-klaim umum yang berada pada label
produk skincare yang tidak boleh langsung kamu percaya.
1. Organik
Produk dibilang organik bila bahannya berasal dari proses yang mentah. Yaitu menggunakan
pupuk dan pestisida alami dalam proses penanamannya, serta tidak ada tambahan bahan
sintetis atau kimia ketika dibudidayakan.
Brand yang mengklaim produknya organik harus bisa membuktikan bahwa kandungan
bahannya adalah minimal 95% natural baru bisa mendapatkan sertifikasi. Lalu sisa kandungan
lainnya apa? Sisa kandungan lainnya adalah tambahan berupa senyawa sintetis. Jadi
meskipun produk organik mengandung bahan natural, tapi produk ini tidak bisa disebut
sebagai produk natural.
2. Natural
Selanjutnya adalah produk natural. Produk perawatan dikatakan natural apabila semua
kandungan yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti minyak esensial, akar-
akaran, tanaman herbal, bunga-bungaan hingga biji-bijian seperti biji kakao.
Kandungan-kandungan pada produk natural seharusnya murni tanpa tambahan senyawa
sintetis seperti pengawet, pewarna buatan atau pewangi. Apabila produk tersebut
membutuhkan wewangian, maka campuran yang digunakan juga adalah minyak esensial
yang sekaligus berfungsi sebagai aroma terapi.
Walau demikian, saat ini ada banyak produk perawatan tubuh dan kecantikan yang
memberi label produknya “natural”, namun sebenarnya di dalamnya mengandung bahan-
bahan yang tidak natural. Misalnya dia hanya menggunakan sedikit saja ekstrak dari
tanaman tertentu, namun mengklaim produknya natural.
YAGI Natural adalah produk perawatan tubuh yang produk-produknya menggunakan bahan
dasar alami cocoa butter. Semua produknya dibuat sedemikian rupa demi memberikan hasil
maksimal pada kulit kamu.
3. Cruelty – Free
Produk yang mengklaim dirinya cruelty-free dan sudah menggunakan logo kelinci mungil di
label kemasannya berarti bahwa produk tersebut sudah lolos sertifikasi Leaping Bunny.
Artinya dalam proses pembuatan produknya, tidak ada keterlibatan makhluk hidup atau uji
coba pada binatang (animal testing).
Akan tetapi, klaim tersebut hanyalah sebatas kesadaran produsen untuk melindungi
binatang dari kekejaman eksploitasi saja, ya. Klaim tersebut tidak otomatis memberi
gagasan bahwa produk tersebut berbahan natural.
4. Produk Vegan
Produk dengan klaim vegan berarti bahwa produk tersebut tidak mengandung bahan
apapun yang berasa dari hewan dan turunannya (seperti madu dari lebah, wax dari lebah,
dst), namun masih ada kemungkinan bahwa produk akhir tersebut diuji coba pada hewan.
Biasanya produk yang belum cruelty-free adalah produk yang brandnya juga dipasarkan di
China, sebab semua produk kecantikan yang akan dijual di China memang wajib melalui
tahap uji coba pada hewan sebelum dipasarkan.
Meski produk kosmetik berbahan vegan hanya mengandalkan ekstrak tumbuhan sebagai
bahan baku, umumnya juga menggunakan bahan baku kimia sebagai pengganti unsur
hewani. Jadi produk yang diklaim vegan pun belum tentu produk natural.
5. Clean Beauty Skincare
Tren skincare yang sedang populer belakangan ini adalah clean beauty. Clean beauty adalah
produk perawatan wajah dan tubuh yang diklaim tidak mengandung racun, dibuat tanpa
bahan atau senyawa yang dapat membahayakan kesehatan. Pada dasarnya adalah produk
ini tidak hanya aman untuk manusia tapi juga aman untuk bumi ini.
Clean beauty skincare berbeda dengan produk vegan. Produk skin care bisa dikatakan vegan
jika tidak mengandung segala bahan yang diproduksi dari hewan, namun bukan berarti
terbebas dari bahan kimia. Sebaliknya clean beauty skincare juga belum tentu vegan. Meski
tidak mengandung bahan-bahan kimia, tapi clean beauty skincare umumnya masih
mengandung bahan-bahan yang dihasilkan oleh hewan seperti madu, lanolin atau wax yang
terbuat dari lebah.
6. Teruji secara Dermatologis
Kata-kata di atas biasanya akan memberi ide bahwa produk ini sudah direkomendasikan
oleh para ahli. Ingat ya, meskipun dikatakan bahwa produk telah direkomendasikan para
ahli, belum tentu produk tersebut totally aman untuk kamu gunakan, karena kamu tidak
tahu persis proses pengujian sampel yang dilakukan.
Nah, janji di atas tidak memberi jaminan ya bahwa produk tersebut bisa memberi manfaat
mencerahkan, menjaga kelembaban kulit atau menjaga kesuburan rambut kamu.
7. Hypoallergenic, terbaik untuk kulit sensitif
Ini adalah salah satu janji produk skincare yang popular. Dengan membaca kata
“hypoallergenic” atau “untuk kulit sensitif”, kita biasanya sudah langsung 75% percaya
bahwa produk tersebut tidak akan menyebabkan reaksi alergi.
Tapi kamu tetap harus membaca lebih detail daftar bahan yang terkandung di dalam produk
skincare tersebut, ya. Sebab, belum ada kualifikasi yang berlaku secara tepat mengenai
suatu produk yang dianggap “hypoallergenic”. Sehingga tidak bisa dipastikan apakah
metode pengujian hingga pembatasan bahan sudah memenuhi syarat atau tidak.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, apa saja klaim yang dikeluarkan oleh industri
perawatan tubuh? Pada dasarnya, semua orang punya tipe kulit yang berbeda-beda baik
kondisi atau kebutuhannya. Produk yang cocok buat temanmu belum tentu cocok buat
kamu. Maka, kamu harus selalu aware dan lebih perhatian pada perawatan tubuh sendiri,
dengan mengetahui betul produk dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya.